Manado alltime.id — Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Manado menggelar Pelatihan Instruktur (PI) sebagai upaya memperkuat sistem kaderisasi organisasi. Kegiatan ini berlangsung sejak 4 hingga 6 Juli 2025, bertempat di Asrama Haji Tuminting, Kota Manado.
Mengangkat tema “Gerakan Kolektif: Kaderisasi sebagai Nafas Organisasi”, pelatihan ini diikuti oleh 14 peserta yang berasal dari tiga Komisariat PMII Manado, yakni Komisariat Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, dan Universitas Muhammadiyah Manado.
Peserta yang ikut kegiatan ini adalah mereka yang telah melalui proses seleksi secara ketat oleh Tim Screning yang terdiri dari unsur Senior yang tentunya kompeten dan cakap di bidangnya, peserta tentunya harus mengikuti persyaratan yang sudah termuat di Peraturan Organisasi PMII.
Ketua Kaderisasi PMII Cabang Manado, Hidayat Djikoa, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan respons atas kebutuhan mendesak organisasi dalam memperkuat basis kaderisasi.
“Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, sudah kami bahas secara mendalam di internal pengurus PC PMII Manado. Tema gerakan kolektif menjadi landasan penting, karena kaderisasi tidak cukup hanya digerakkan oleh cabang, tetapi harus melibatkan rayon dan komisariat sebagai penggerak utama di akar rumput,” ujar Hidayat.
Ia juga menambahkan bahwa pelatihan ini diharapkan menjadi stimulus awal bagi agenda-agenda kaderisasi ke depan, seperti kegiatan MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru) yang akan segera dilaksanakan.
“Kami ingin membagi ruang kaderisasi agar sepenuhnya menjadi domain rayon dan komisariat. Dengan demikian, proses kaderisasi akan berjalan lebih kontekstual dan kolektif, tanpa keterlibatan penuh dari pengurus cabang,” tambahnya.
Selain sebagai bentuk regenerasi instruktur, pelatihan ini juga menjadi langkah awal dalam mendorong kader di tingkat rayon dan komisariat untuk mengambil peran penting dalam proses pengenalan PMII kepada anggota baru.
“Kami di PC PMII Manado tetap menaruh perhatian pada kualitas kader, tidak hanya berdasarkan pelatihan formal. Kualitas harus terlihat dari kesadaran, konsistensi, dan kontribusi nyata kader dalam dinamika organisasi,” tegas Hidayat
Red.
