Azahra Alhabsyi: Serangan Israel ke Iran Adalah Langkah Gegabah.

ADV

Jakarta,  all-time.id. Perang antara iran dan israel sudah mencapai gencatan senjata, kesepakatan ini di umumkan pada selasa, 24 juni 2025, di Tengah berbagai tekanan internasional.  konflik yang dimulai dari serangan israel kepada iran pada jumat, 13 juni 2025.

Dalam serangan udara yang dilancarkan oleh israel tersebut menargetkan fasilitas nuklir milik iran, termasuk kompleks Natanz dan pusat teknologi nuklir di Isfahan. Iran tentunya tidak tingggal diam serang israel kemudian dibalas oleh iran dengan serangan rudal dan pesawat nirawak di Tel Aviv.

Serangan kedua negara itu berawal dari tudingan israel kepada iran, bahwa mereka sedang mengembangkan pembuatan Bom Nuklir: dilansir Al Jazeera,  Israel telah menyatakan bahwa laporan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yang dirilis pada 12 Juni menyebut Iran telah melakukan pelanggaran material terhadap komitmen Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).

Lantas bagaimana awalnya konflik ini terjadi? Apakah konflik ini bisa menjadi penicu WW3 atau World War 3 (Perang Dunia 3) ? Apakah ada hubungannya dengan konflik bernuansa agama?lantas apa yang akan terjadi pada Indonesia jika terjadi perang yang berkepanjangan?, Simak hasil wawancara media ini dengan Sadrina Azahra Alhabsyi, Mahasiswa Hubungan Internasional di President University berikut.

Bagaimana pandangan Zahra tentang konflik israel dan iran ?

kalau dari kacamata hubungan internasional ya, kita harus bahas latar belakang dari masalah ini dulu. jadi, konflik ini tuh sebenarnya memang sudah timbul lama semenjak iran berevolusi menjadi Islamic Republic dan menyatakan dirinya anti israel. Nah israel jelas melihat iran ini sebagai ancaman besar, terlebih lagi iran bisa berpotensi memasok senjata untuk kelompok” militer yang ikut menyerang israel.

Sebenarnya di 2006 pernah juga terjadi serangan” dari israel untuk iran seperti cyberattcaks, airstrikes,dsb; dan ini terjadi karena irael melihat iran sebagai yang mensupport lebanon, hamas, dan jihad islam palestine yang pada saat itu meluncurkan serangan roket ke israel pada saat perang lebanon 2006. sampai pada tahun 2020an, konflik ini masih berlanjut dan semakin memanas karena pada 2023 israel menyatakan iran masih sering terlibat memasok persenjataan dan dana ke hamas tapi tidak mau mengakui keterlibatannya secara langsung. pada 2024 iran meluncurkan serangan langsung pertamanya, dengan serangan drone dan rudal terhadap israel, tetapi sebagian besar pada saat itu dapat langsung dicegat. Israel kemudian  membalasnya dengan melakukan penyerangan ke fasilitas militer milik iran.

Nah sekarang fokus ke permasalahan yang baru terjadi ini ya, Pada pertengahan juni kemaren tepatnya 13 juni 2025, Israel meluncurkan serangannya ke situs militer dan nuklir iran, yang membuat konflik ini semakin memanas dan terjadi saling serang antara dua negara ini. Israel berdalih bahwa serangannya kemaren itu adalah karena iran sudah sangat dekat untuk bisa membangun senjata nuklirnya sendiri karena produksi uraniumnya sudah mencapai 60% sampai saat ini, israel menyatakan bahwa tidak punya pilihan lagi untuk menghentikan iran, selain dengan meluncurkan serangan ke situs nuklir mereka. disisi lain, iran menyatakan bahwa produksi uranium tersebut untuk kepentingan sipil dan bukan untuk tujuan militer. walaupun menurut UN, level uranium sebanyak itu sudah jauh diatas bila hanya untuk tujuan sipil.

Jadi menurut saya, “motif penyerangan dari israel ini adalah keputusan gegabah yang diambil karena merasa sangat terancam dengan level produksi uranium iran yang jika dimanfaatkan untuk membuat nuklir maka iran akan menjadi ancaman yang sangat besar untuk mereka. membesarnya konflik ini juga mengorbankan banyak warga sipil dari kedua sisi, yang seharusnya dapat dicegah kalau saja israel lebih memikirkan dampak jangka panjang dari apa yang mereka lakukan sekarang”.

Foto : Azzahra Alhabsyi Dok. Istimewa

Apakah ini bisa menjadi awal dari WW3 ?

Kalau untuk potensi iya, tapi belum tentu dan masih bisa dihindari. ini memiliki potensi untuk berlanjut menjadi perang berskala besar karena dengan keterlibatannya AS yang meluncurkan serangan terhadap fasilitas nuklir milik iran, bisa membagi negara-negara menjadi 2 blok yaitu negara yang pro Israel dan yang pro Iran. Blok-blok ini tentu tidak bisa tinggal diam jika kemungkinan terburuk nantinya perang ini berlanjut dan semakin membesar.

Tapi kenapa belum tentu dan masih bisa dihindari? karena tidak ada pihak yang menginginkan perang total itu terjadi, kedua belah pihak pasti sadar dengan akibat perang terbuka yang akan sangat merugikan negara masing-masing, dibuktikan dengan perjanjian gencatan senjata antara iran dan israel yang diumumkan oleh presiden Trump kemarin pada 24 juni 2025; dan juga, saat ini mekanisme diplomasi masih dijalankan dengan Qatar, Oman dan Turki sebagai mediator utama diantara negara” yang bersangkutan dengan konflik ini.

“Ya kita semua juga mengharapkan bahwa proses diplomasi bisa membuahkan hasil yang menguntungkan semua pihak tanpa harus memperbesar konflik ini”.

Apakah konflik ini hanya konflik dengan nuansa agama ataukah ada kaitannya dengan situasi ekonomi politik internasional?

konflik ini bukan sebatas dengan nuansa agama, menurut saya malahan disini agama hanya dijadikan sebagai alat mobilisasi. kenapa demikian? karena jika kita mengatakan ini hanyalah konflik agama (antara muslim melawan yahudi), buktinya arab saudi sekarang secara diam-diam memberi dukungan kepada israel dan beraliansi dengan AS.

Menurut pengamatan saya, disini iran melabeli dirinya sebagai “pelindung dunia Islam” yg bertujuan menggalang dukungan rakyat dan dunia islam, sedangkan disisi lain israel menggunakan narasi “pertahanan eksistensial” sebagai negara yahudi dan politisnya menggunakan isu ancaman iran untuk menyatukan publik.

Semua itu didasari oleh faktor politik seperti perebutan hegemoni di timur tengah dimana iran mulai menjadi kekuatan dominan di timur tengah dan israel tentunya ingin mempertahankan superioritas militernya dan mencegah intervensi iran menyebar ke seluruh kawasan. tentu juga didasarkan oleh rasa terancamnya israel terhadap program nuklir iran, dan yang terakhir ini juga tidak jauh-jauh dari kepentingan AS & Rusia; karena seperti yang diketahui, AS mendukung Israel untuk menjaga sekutu utama mereka di timur tengah dan juga untuk meminimalisir pengaruh Rusia dan Iran. sedangkan Rusia juga beraliansi dan mendukung Iran agar bisa mengintervensi dominasi AS di timur tengah, dan untuk mempertahankan pangkalan militer mereka yang berada di Suriah.

Jadi menurut saya “sangat sempit jika konflik ini hanya dianggap sebagai konflik dengan nuansa agama, karena ini semua mencakup faktor geopolitik, keamanan, ekonomi, sumber daya dan bahkan mencakup permainan diplomasi dan kekuasaan”.

Apa dampak yang akan di rasakan Indonesia ketika perang berkepanjangan?

Jika kemungkinan paling buruknya terjadi, seluruh dunia akan merasakan akibat buruknya (negara yg tidak terlibat sekalipun). untuk indonesia sendiri, ada beberapa sektor yang akan sangat terdampak yaitu akan ada krisis energi yg membuat harga BBM dan listrik bisa melonjak dan subsidi BBM akan sangat membebani APBN, ekspor impor akan terhambat, rupiah akan semakin melemah (begitu juga dgn IHSG).

Walaupun Indonesia masuk kedalam blok netral, tetapi akan sangat banyak tantangan yang harus dihadapi jika situasinya dalam perang, terlebih lagi ini sangat berpotensi menyebabkan krisis ekonomi yang bisa membuat negara rugi besar-besaran atau kemungkinan terburuknya negara sampai tidak bisa membayar hutang-hutangnya.

Kalau dari pandangan saya “berkemungkinan besar kita harus mengalami intervensi dari China dalam sektor ekonomi maupun politik. Jadi, Indonesia itu tidak akan kebal ataupun bisa menghindar dari dampak konflik ini, dan pemerintah serta masyarakat sangat perlu melakukan antisipasi sejak dini agar kemungkinan dampak-dampak tersebut bisa diminimalkan”.

Redaksi.

Related Articles

- Advertisement -
ADV

BERITA TERBARU